Meski saat ini bermasalah terkait adanya dugan korupsi pembangunan stadion, Pengurus Besar PON XIX Jawa Barat 2016 tetap berupaya agar acara upacara pembukaan PON dilaksanakan di stadion kebanggaan warga Bandung dan Jabar yang bertaraf internasional itu.
"Memang rekomendasi dari PU belum ada terkait Stadion GLBA, tapi kami tetap mengupayakan untuk opening ceremony (upacara pembukaan) itu dilaksanakan di ibu kota provinsi yakni di Kota Bandung," kata Sekretaris Umum PB PON XIX 2016 Jawa Barat Yudha M Saputra, di Bandung, Jumat (12/6), seperti dikutip Antara.
PB PON telah meyiapkan sejumlah strategi jika kasus dugaan korupsi yang terjadi dalam pembangunan Stadion Utama GLBA akan berdampak pada upacara pembukaan PON Jawa Barat.
"Opsi lain itu memang di Bekasi, namun kami tetap mengupayakan agar tetap di Bandung untuk opening ceremony PON nanti," ujar dia.
Dikemukakannya, beberapa waktu lalu telah menggelar rakor terkait venue yang akan dijadikan tempat pertandingan cabang olahraga.
"Rakor kemarin itu digelar dengan harapan adanya hasil untuk penilaian dari Technical Delegate terkait peralatan pertandingan dan venues yang akan dijadikan sebagai tempat pertandingan," ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berharap agar hasil investigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terkait struktur bangunan tersebut mengalami kerusakan dan ambles, segera keluar.
"Kalau bisa hasil dari Kementerian PU ini segera keluar. Ini penting agar PB PON bisa bertindak cepat terkait opening ceremony," ujar Deddy Mizwar.
Ia meminta agar Kementerian PU segera menentukan apakah Stadion GBLA bisa dijadikan sebagai tempat opening ceremony PON Jawa Barat.
"Ini yang coba saya tanyakan, semestinya itu segera ditentukan layak atau tidak, sehingga jelas mau di mana," katanya.
Saat ini Bareskrim Polri melarang penggunaan Stadion GBLA karena sejumlah bagian banguna stadion retak dan amblas. Polri sudah menetapkan satu tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana pembangunan Stadion GBLA, yaitu Sekretaris Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) Kota Bandung, Yayat Ahmad Sudrajat (YAS).*
Post a Comment
Post a Comment