Kalah di kandang lawan dianggap "biasa". Jika kalah di kandang, itu baru "luar biasa" dan menggoyahkan kursi Djanur di posisi pelatih.
Bobotoh kembali menyuarakan #DjanurOut di Twitter.
Namun, manajemen Persib tampaknya bergeming dan melihat dulu hasil pertandingan berikutnya, yakni menjamu PSM Makassar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Rabu 5 Juli 2017.
Jika melawan PSM berakhir imbang apalagi kalah, maka kemungkinan manajemen akan "menyerah" terhadap tekanan Bobotoh yang menginginkan pergantian pelatih agar permainan Persib berubah dan berkembang.
Hingga pekan ke-11, Persib ada di posisi 12 klasemen sementara Liga 1 dengan 16 poin. Kekalahan dari Barito membuat Maung Bandung kian tertinggal jauh dari pemuncak klasemen, Madura United, dengan 22 poin.
Jika kalah lagi melawan PSM nanti, maka Persib akan kian terpuruk. Saat itulah kemungkinan Djanur benar-benar mundur dan disetujui manajemen.
Manajemen Persib harus berani melakukan tindakan tegas dengan memecat Djanur. Manajemen bisa berkaca kepada Leicester City yang berani memecat Claudio Ranieri, padahal pelatih asal Italia itu sukses membawa The Foxes menjuarai Liga Inggris untuk pertama kalinya dalam sejarah klub!
Ranieri dipecat karena performa Leicester menurun hingga mendekati zona degradasi di klasemen. Usai pemecatan Ranieri, penampilan Jamie Vardy dkk meningkat pesat dan menjauhi zona degradasi.
Pelatih menjadi kunci sukses tim. Sehebat apa pun skuat Persib Bandung, jika tidak ditangani dan diramu dengan strategi yang baik, maka penampilannya akan mengecewakan.
Kita tunggu setelah 5 Juli 2017. Let's see! (Opini Admin).*
Post a Comment
Post a Comment