BandungAktual.com -- Regulasi kewajiban menurunkan pemain muda dituding sebagai penyebab turun-naiknya prestasi Maung Bandung di kompetisi Liga 1 2017.
Tudingan itu dikemukakan legenda hidup Persib, Yusuf Bachtiar. Menurut Yusuf, regulasi baru yang diterapkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) soal kewajiban setiap tim menampilkan pemain muda merupakan salah satu faktor tidak maksimalnya performa Maung Bandung saat ini.
Dalam regulasi tersebut memang disebutkan bahwa setiap tim harus menurunkan tiga pemain U-23 minimal selama 45 menit.
"Peraturan baru. Itu tentu berpengaruh. Bukan hanya Persib, lihat Arema dan tim lain. Grafiknya hampir sama dengan Persib," jelasnya, Selasa (20/6/2017) dikutip situs resmi Persib.
Meski begitu, pria berusia 55 tahun ini tidak serta menyalahkan regulasi itu. Ia menilai Persib hanya butuh waktu saja untuk beradaptasi dengan peraturan baru.
Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman juga kerap mengeluhkan regulasi soal pemain muda ini. Menurut Djanur, regulasi tiga pemain muda sebagai starter. Regulasi tersebut dinilai memberatkan tim-tim peserta Liga 1.
Kualitas pemain muda yang berbeda di antara para peserta Liga 1 menjadi penyebabnya. Apalagi regulasinya mengatur tiga pemain muda yang harus dimainkan minimal dalam satu babak, meski ada pergantian sampai lima pemain.
"Buat kami para pelatih kalau sampai tiga untuk memainkan tiga pemain ini cukup memberatkan. Boleh ditanya kepada pelatih manapun," ucapnya.
Dikemukakannya, stok pemain muda yang memiliki kualitas dan layak bermain kompetisi paling tinggi di Indonesia ini masih terbatas.
"Pemain muda yang potensi, yang sudah layak main di tim senior itu masih terbatas di masing-masing klub," katanya.
Sebelum bermain di tingkat senior, kata Djajang, para pemain muda harusnya ditempa terlebih dahulu di kompetisi kelompok umur. Sehingga mental bermain para pemain muda ini bisa terlatih.
"Matangnya pemain jujur harus melalui kompetisi. Artinya sebelum masuk ke Persib harus dilibatkan dalam kompetisi di bawahnya. Itu mungkin cara untuk mendongkrak pemain muda agar siap mental untuk berlaga di Liga 1," ujarnya.
Meski begitu, Djajang tetap berpikir positif bila regulasi ini untuk membentuk dan menambah stok pemain ke tim nasional. "Regulasinya ini mungkin positif untuk tim nasional. Saya percaya itu. Apa yang ada ide dibenak bapak Ketua Umum PSSI," ucapnya.
Sebelum bermain di tingkat senior, kata Djajang, para pemain muda harusnya ditempa terlebih dahulu di kompetisi kelompok umur. Sehingga mental bermain para pemain muda ini bisa terlatih.
"Matangnya pemain jujur harus melalui kompetisi. Artinya sebelum masuk ke Persib harus dilibatkan dalam kompetisi di bawahnya. Itu mungkin cara untuk mendongkrak pemain muda agar siap mental untuk berlaga di Liga 1," ujarnya.
Meski begitu, Djajang tetap berpikir positif bila regulasi ini untuk membentuk dan menambah stok pemain ke tim nasional. "Regulasinya ini mungkin positif untuk tim nasional. Saya percaya itu. Apa yang ada ide dibenak bapak Ketua Umum PSSI," ucapnya.
Sialnya, dua pemain muda andalan Persib, Febri Hariyadi dan Gian Zola, kerap absen karena harus memperkuat Timnas U-22. Otomatis, Persib kekurangan stok pemain muda yang memiliki kualitas pemain senior.
Keluhan soal regulasi pemain muda paling sering disuarakan Persib. Tim lain tampak relatif tidak bermasalah soal pemain muda dan tampil optimal sejauh ini, seperti PSM Makassar, Madura United, dan tim penghuni papan atas klasemen Liga 1 lainnya.*
Post a Comment
Post a Comment