BandungAktual.com -- Persija Jakarta mendesak PSSI untuk memberikan hukuman kepada Persib Bandung akibat kericuhan di akhir laga Persib vs Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (22/7/2017).
Menanggapi hal tersebut, manajer Persib Umuh Muchtar menyerang baik dengan menyebutkan beberapa kejadian yang pernah menimpa Persib saat bertandang ke Jakarta, terutama saat bus pemain Persib dilempar bom molotov saat keluar dari hotel.
"Nah ini saya bilang. Coba kalo di sana kita dilempari, mobil dibakar, apa kita nuntut? Yang korban meninggal dari Persib (bobotoh, red) berapa orang? Kenapa harus seperti itu?" sergah Umuh dikutip laman Bobotoh.id, Rabu (26/7/2017).
Kejadian tidak terduga ini berlangsung di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan, sesaat bus keluar dari pelataran parkir hotel Kartika Chandra.
Menanggapi hal tersebut, manajer Persib Umuh Muchtar menyerang baik dengan menyebutkan beberapa kejadian yang pernah menimpa Persib saat bertandang ke Jakarta, terutama saat bus pemain Persib dilempar bom molotov saat keluar dari hotel.
"Nah ini saya bilang. Coba kalo di sana kita dilempari, mobil dibakar, apa kita nuntut? Yang korban meninggal dari Persib (bobotoh, red) berapa orang? Kenapa harus seperti itu?" sergah Umuh dikutip laman Bobotoh.id, Rabu (26/7/2017).
"Kalo saya meributkan hal ini, nanti lebih ribut lagi. Makannya saya harus mengusahakan perdamaian. Justru saya harus meredam-meredam terus kedua belah pihak. Tapi kalo dia (Persija) tidak mau datang lagi ke sini, ya bagus. Jadi kita dapat menang dari W.O (Walk out)," tegas Umuh.
"Iya. Kalo memperuncing lagi, memperpanjang lagi, nanti jadi gila. Kalo mau baik, baikkan semuanya. Saya minta damai semua. Mudah-mudahan ke depan tidak terjadi lagi. Kejadian ini harus menjadi cermin. Saya juga pengalaman ke Jakarta jadi korban. Ini masih ada bekas (menunjukkan bekas luka). Saya waktu itu terkena pecahan kaca bis," paparnya.
"Jangan saling menjelekkan. Baik Persib maupun Persija. Sudah ada kejadian seperti ini, kita tinggal evaluasi, dan introspeksi diri semuanya. Bagaimana caranya ke depan lebih aman dan lebih tertib," tegasnya.
"Iya. Kalo memperuncing lagi, memperpanjang lagi, nanti jadi gila. Kalo mau baik, baikkan semuanya. Saya minta damai semua. Mudah-mudahan ke depan tidak terjadi lagi. Kejadian ini harus menjadi cermin. Saya juga pengalaman ke Jakarta jadi korban. Ini masih ada bekas (menunjukkan bekas luka). Saya waktu itu terkena pecahan kaca bis," paparnya.
Umuh meminta semua pihak sama-sama introspeksi diri pasca kericuhan di GBLA.
"Jangan saling menjelekkan. Baik Persib maupun Persija. Sudah ada kejadian seperti ini, kita tinggal evaluasi, dan introspeksi diri semuanya. Bagaimana caranya ke depan lebih aman dan lebih tertib," tegasnya.
Kasus pelemparan bom molotov oleh oknum Jakmania, yang bisa membakar bus beserta para penumpangnya (pemain dan official Persib), terjadi 22 Juni 2012 pukul 13.45 WIB.
Bus yang membawa rombongan tim Maung Bandung diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal --diduga oknum The Jakmania-- dalam perjalanan menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) untuk melaksanakan pertandingan melawan Persija Jakarta pada ISL 2012-2013.
Kejadian tidak terduga ini berlangsung di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan, sesaat bus keluar dari pelataran parkir hotel Kartika Chandra.
Padahal, Panpel Persija memberikan jaminan keamanan. Serangan sporadis berupa pelemparan batu dan bom molotov itu menghancurkan kaca bus bagian depan dan samping kiri, serta melukai pemain dan ofisial Persib.
Manajer Persib Umuh Muchtar termasuk yang mengalami luka. Saat itu Persib memutuskan semua pemain dan official langsung kembali ke Bandung.
Dari informasi di berbagai media online, saat itu bahkan sudah ada ribuan pendukung tim tuan rumah berkerumun di area SUGBK, walaupun polisi sudah melarang hadirnya penonton ke SUGBK.
Wakil Ketua Umum The Jakmania Richard Ahmad Supriyanto menilai, insiden pelemparan bus Persib belum dapat diidentifikasi dilakukan oleh suporter Persija Jakarta. Pasalnya, pelaku pelemparan hingga saat ini belum diketahui secara pasti, apakah merupakan suporter Persija atau oknum lain yang tidak bertanggung jawab.
Namun, Umuh mengatakan, yang melakukan pelemparan bus Persib memakai atribut oranye, lengkap dengan besi dan batu. Hingga kini kasus pelemparan bus Persib tersebut lenyap ditelan bumi.
Dengan demikian, kericuhan di GBLA bisa dikatakan tidak seberapa dibandingkan pelemparan bom molotov yang bisa menghilangkan nyawa semua skuat Persib saat itu.*
Manajer Persib Umuh Muchtar termasuk yang mengalami luka. Saat itu Persib memutuskan semua pemain dan official langsung kembali ke Bandung.
Dari informasi di berbagai media online, saat itu bahkan sudah ada ribuan pendukung tim tuan rumah berkerumun di area SUGBK, walaupun polisi sudah melarang hadirnya penonton ke SUGBK.
Wakil Ketua Umum The Jakmania Richard Ahmad Supriyanto menilai, insiden pelemparan bus Persib belum dapat diidentifikasi dilakukan oleh suporter Persija Jakarta. Pasalnya, pelaku pelemparan hingga saat ini belum diketahui secara pasti, apakah merupakan suporter Persija atau oknum lain yang tidak bertanggung jawab.
Namun, Umuh mengatakan, yang melakukan pelemparan bus Persib memakai atribut oranye, lengkap dengan besi dan batu. Hingga kini kasus pelemparan bus Persib tersebut lenyap ditelan bumi.
Dengan demikian, kericuhan di GBLA bisa dikatakan tidak seberapa dibandingkan pelemparan bom molotov yang bisa menghilangkan nyawa semua skuat Persib saat itu.*
Post a Comment
Post a Comment