Meski akan sulit mengingat sejarah besar Persib, namun jika Persib terus-menerus terpuruk, maka bukan saja Bobotoh yang terus dikecewakan, tapi juga sponsor.
Artinya, sebesar apa pun nama Persib, tapi tim ini juga bisa bangkrut dan terdegradasi jika manajemen tidak melakukan perbaikan dan perubahan.
Dulu ada Bandung Raya (BR) dan Pelita Bandung Raya (PBR) sebagai tim alternatif bagi Bobotoh atau warga kota Bandung.
Kini Persib sendirian, tidak ada saingan. Dampak buruknya, manajemen seperti "olo-olo" dan tidak tergerak untuk melakukan perbaikan dan peningkatan prestasi Maung Bandung.
Dari segi ekonomi, hanya jajaran manajemen, pemain, dan official yang menikmati uang hasil dari nama besar dan popularitas Persib.
Jutaan Bobotoh saalam dunya hanya menikmati rasa bangga jika Persib menang dan juata dan merasa kecewa dan keuheul tingkat dewa jika Persib kalah atau terpuruk seperti di Liga 1 2017.
Jika Bobotoh saalam dunia kompak, maka Persib bisa ditinggalkan. Stadion akan sepi. Bisnis PT Persib pun akan lambat-laut menurun dan kolaps!
Suara tidak puas dan sumpah-serapah plus caci-maki ungkapan kecewa kepada manajemen Persib kini hampir tiap detik muncul di media sosial. Bobotoh saalam dunya menunjukka kekecewaan dan kritik.
Itu semua bukan karena benci, tapi justru karena cinta Persib 100%. Bobotoh Cinta Tim Persib, Bukan Cinta Manajemen Persib!
Makanya, siapa pun pemain, ofisial, atau manajer dan pelatih yang masuk Persib dan berprestasi, akan menjadi idola Bobotoh. Dari mana pun asalnya. Namun, jika prestasinya mengecewakan, urang Sunda atau Urang Bandung sekalipun akan dijauhi dan dimusuhi oleh Bobotoh.*
Post a Comment
Post a Comment