Deddy Mizwar Siapkan Rencana Cadangan di Pilgub Jabar 2018

Post a Comment
Deddy Mizwar Siapkan Rencana Cadangan di Pilgub Jabar 2018
Ada upaya penjegalan, Deddy Mizwar Siapkan Rencana Cadangan di Pilgub Jabar 2018.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku telah menyiapkan rencana cadangan jika PKS dan PAN menarik dukungan di Pilgub Jabar 2018.

Jika PKS dan PAN yang sudah berkoalisi dengan Gerindra menarik dukungan, Demiz hanya didukung Demokrat dan tidak cukup kursi untuk mengusung Cagub.

"Koalisi Reuni" Gerindra, PKS, dan PAN akan mengusung Sudrajat yang menjadi calon dari Partai Gerindra.

Deddy Mizwar mengaku telah menyiapkan rencana lain bila PKS dan PAN menarik dukungan. Salah satunya dengan menjalin komunikasi dengan partai lain, seperti PDIP dan Golkar. Namun, PDIP-Golkar sendiri kemungkinan mengusung Dedi Mulyadi-Anton Charlian.

"Berbagai kemungkinan kita jajaki. Kita siapkan plan A, B dan C. Komunikasi dengan PDIP dan Golkar juga jalan terus," kata Deddy.

Deddy mengaku masih menunggu sikap resmi PKS dan PAN. Jika PKS tidak lagi mendukungnya, maka akan ada langkah lain yang dilakukannya agar bisa maju di Pilgub Jabar 2018.

"Tunggu saja (keputusan PKS) besok. Kalau enggak ada perubahan jalan terus, kalau ada perubahan baru kita ada plan B, C dan D," ujar Deddy.

Penjegalan Cagub Populer

Deddy Mizwar merupakan cagub terpopuler dengan elektabilitas tinggi dalam suvei-survei selama ini. Ia mengalahkan populeritas Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.

Sebagaimana Deddy, cagub populer lainnya, Ridwan Kamil, juga terancam gagal maju. Ridwan Kamil saat ini hanya didukung Nasdem, PKB dan PPP. 

Koalisi belum tentu bertahan hingga pendaftaran karena persoalan wakil. PKB dan PPP punya ego masing-masing ingin kadernya dipilih, kalau tidak, kedua partai mengancam hengkang.

Menurut Pengamat politik dari Universitas Pendidikan (UPI) Karim Suryadi, dinamika yang terjadi saat ini merupakan upaya penjegalan figur-figur potensial. Sejuah ini Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar selalu memimpin hasil survei.

"Ini seperti ada operasi untuk membantai calon yang punya elektabilitas tinggi. Demiz dan RK digantung di seleksi awal, bisa jadi tidak diloloskan. Partai lebih memilih orang-orang yang disukai tapi tidak punya elektabilitas," kata Karim.
Ia menuturkan penjegalan Demiz - RK merupakan keegoisan partai dalam merengkuh kekuasaan politik.

"Terlalu pragmatis dan dangkal memaksakan orang pilihannya sendiri tanpa mengindahkan persepsi publik. Warga butuh orang yang paham dengan Jabar, bukan yang disukai partai," ungkapnya.

Menurutnya, ketiadaan Demiz - RK akan membuat kualitas dan daya saing kontestasi di Pilgub Jabar buruk. Ia yakin, masyarakat tidak akan antusias menyambut pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Tentu ini kurang sehat untuk masa depan demokrasi Indonesia.

"Kami ingin melihat kompetisi fair, para petarung tangguh. Tanpa Demiz - RK seperti final terlalu dini. Orang kehilangan harapan menyaksikan pertandingan seru. Siapapun pemenangnya akan dilihat dingin, kualitas kompetisi merosot," kata Suryadi. (detik.com).*

Related Posts

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *