PKS menarik dukungan kepada Deddy Mizwar (Demiz) di Pilgub Jabar 2018 karena ada kontrak politik yang ditawarkan oleh Demokrat terkait Pilpres 2019.
Kontrak yang dimaksud adalah kewajiban Demiz untuk mendukung capres yang diajukan oleh Demokrat di Pilpres 2019.
Demikian dikemukakan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, dalam wawancara dengan detikcom.
"Demokrat masuk dan dengan membuat keputusan dan sekaligus komitmen politik atau kontrak politik di mana disebutkan di antaranya adalah Demiz juga akan mendukung capres yang diajukan Demokrat," kata Hidayat, Jumat (29/12/2017).
Hidayat juga menuturkan, partainya tak pernah diajak komunikasi oleh PD terkait dukungan kepada capres PD tersebut. "Kriteria ini kami belum pernah diajak bicara karena PKS belum bicara capresnya siapa," tuturnya.
"Jadi kalau kemudian menjadi seolah-olah kami harus terikat dengan capres dan kami juga belum tahu siapa dia, itu kan jadi permasalahan lainnya," lanjutnya.
Dia menuturkan, perhitungan penyusunan komposisi di Pilgub Jabar memang menjadi pertimbangan di Pilpres 2019. Namun ia menyebut, akan jadi suatu permasalahan ketika PD sendiri belum menentukan dukungan kepada siapa di 2019 mendatang.
"Jika Demokrat saja belum mengetahui akan memberikan dukungan kepada siapa di 2019, ini menjadi permasalahan untuk PKS. Karena PKS tak ingin memberikan dukungan sembarangan terhadap calon yang belum jelas akan memimpin Indonesia di tahun berikutnya," pungkasnya.
Alasan lain penarikan dukungan PKS terhadap Demiz dikemukakan sejumlah kadernya di akun Facebook Demiz. Disebutkan, penarikan dukungan itu akibat Demiz tidak konsisten dalam isi Meikarta.
Semula, Demiz menolak proyek Meikarta di Bekasi, namun belakangan menyatakan persetujuannya. Meikarta adalah proyek sebuah kota "Jakarta Baru" di daerah Cikarang berskala internasional yang dibangun LIPPO Group.*
Lucu sekali alasan lainnya itu, kenapa PKS menarik dukungan untuk Deddy Mizwar. Apakah Jawa Barat hanya sebatas meikarta saja???? Gagal paham jadinyaa.
ReplyDelete