Pada laga antara Maung Bandung vs Kalteng Putra, Selasa (16/7/2019), hanya 11.259 penonton dari kapasitas 27 ribu kursi yang tersedia di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar turut menyoroti kosongnya stadion Si Jalak Harupat dalam beberapa pertandingan kandang terakhir. Ia pun berkeliling stadion untuk memantau situasi stadion menjelang pertandingan.
Umuh menilai, kosongnya penonton di stadion Si Jalak Harupat baru terjadi musim ini. Dia heran lantaran tidak banyak bobotoh yang menyaksikan serta memberi dukungan kepada Persib Bandung.
Selain menganggap performa Persib Bandung yang menjadi penyebabnya, dia mengatakan, sistem penjualan tiket secara daring juga turut andil mempengaruhi kehadiran bobotoh di stadion.
Namun, setelah melakukan pemantauan, meski penjualan tiket sudah dilakukan secara daring, dia masih melihat banyaknya calo yang berkeliaran di stadion.
Untuk itu, dia mengharapkan pemberlakuan tiket daring kembali dipertimbangkan. Dia memandang tiket tidak seluruhnya dijual sepenuhnya secara daring tetapi masih ada tiket yang dijual secara konvensional.
"Keluhannya kepada saya, meminta dikembalikan. Penjualan tiket secara online tetap berjalan, tapi tiket offline juga berjalan, buktinya tadi saya pantau masih ada calo," ujarnya.
Pemberlakuan kembali pembelian tiket secara konvensional menjadi salah satu alternatif agar stadion penuh saat Persib Bandung menjamu Bali United, Minggu 28 Juli 2019.
"Saya tidak menyalahkan bobotoh. Bobotoh, saat Persib jelek, bukan mereka tidak mau menonton. Justru mereka penasaran mau menonton dan tetap memberi dukungan," kata Umuh Muchtar dalam wawancara yang disiarkan Radio PRFM, Selasa 16 Juli 2019 malam.
Dia menyebut, salah satu pentolan kelompok bobotoh telah menyampaikan bahwa mereka akan rehat sejenak mendukung Persib Bandung di stadion. Berdasarkan hal tersebut, Umuh Muchtar menyebut keluhan bobotoh tersebut akan kembali disampaikan kepada manajemen PT PBB.
"Saya akan melaporkan lagi ke manajemen, melaporkan kepada PT PBB, yang sudah jelas, Bomber 100 persen masih tidak akan menonton dulu," ujarnya.
Bob Jaelani dari Viking Creative Division menyebut, ada imbas lain yang dirasakan setelah pemberlakuan tiket online. Bob menyebut, sebelum diberlakukan pembelian tiket daring, bobotoh lebih sering berkumpul dengan komunitasnya.
Bob mengatakan, saat ini bobotoh yang berada di Bandung saja sangat jarang berkumpul, apalagi dengan bobotoh yang berasal dari luar kota.
Selain itu, dengan pembelian tiket secara konvensional, komunitas pendukung Persib Bandung dapat terbantu karena bisa menyisihkan hasil keuntungan penjualan tiket untuk pemasukan dan kas komunitasnya.
Biasanya, kata Bob, uang kas tersebut diberikan untuk memberikan bantuan kepada anggotanya maupun saat hendak menggelar acara.
"Kami 'kan dari komunitas, sangat perlu uang kas (dengan menyisihkan pendapatan) dari mengurus tiket pertandingan. Jadi, kalau ada apa apa, sudah ada simpanan," ujarnya dikutip Pikiran Rakyat.*
Post a Comment
Post a Comment