Bobotoh Persib Bandung mengungkapkan kekecewaan mendalamnya di media sosial atas sikap Polda Jabar yang tidak mengizinkan Persib bermain di Bandung.
Laga lawan Arema FC ditunda. Pertandingan kontra Persebaya dan Persija digelar di Bali.
Kapolda beralasan, menggelar pertandingan di Bandung berisiko rusuh karena adanya kelompok perusuh yang bisa memanfaatkan situasi, seperti dalam aksi demo mahasiswa beberapa waktu lalu.
Kalangan bobotoh tidak puas dengan alasan tersebut. Bahkan, banyak bobotoh yang menilai Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudy Sufahriadi yang menjabat Kapolda Jabar sejak Mei 2019 sebagai penakut. Rudy dinilai takut dicopot jika terjadi kerusuhan.
Bobotoh pun meramaikan tagar #BandungDaruratSepakbola, Sabtu (26/10/2019). Mayoritas cuitan mengarah ke polisi, khususnya Polda Jabar, yang dinilai penakut.
"Copot Kapolda Jabar Tugas nya kan mengamankan bukan cari aman ! Evaluasi manajemen Persib !" kata seorang bobotoh.
#BandungDaruratSepakbola jangan harap sepakbola bandung maju wong polisinya aja penakut,gak kaya surabaya,jakarta,bekasi dan bogor,..entah setan apa yg merasuki POLDA BANDUNG hingga jd ketakutan sama rakyatnya..kamil gudang atuh," tulis bobotoh lainnya.
Diposting pula spanduk dalam aksi demo bobotoh yang menyebutkan "Kalian (polisi) digaji oleh kami. Beri kami hiburan!".
Tagar #BandungDaruratSepakbola berawal dari sikap Viking Persib Club (VPC) yang angkat bicara terkait pemindahan venue pertandingan Persib Bandung vs Persija ke Bali.
Berikut ini pernyataan sikap VPC seperti dilansir laman resminya:
Merujuk pada rilis yang kami terima dari pihak terkait bawah pertandingan Persib menjamu Persija pada lanjutan Liga 1 2019 pekan ke-25 tidak dapat dilaksanakan di Bandung.
Seperti yang tertulis dalam sikap kami sebelumnya, harapan Bobotoh untuk dapat menyaksikan langsung pertandingan tersebut di Bandung sangatlah besar, pemindahan venue pertandingan ke luar Bandung sangatlah mengecewakan kami
Karena pertandingan ini sangat dinanti oleh seluruh Bobotoh, bahkan oleh seluruh pecinta sepakbola di Tanah Air.
Sebagai bentuk protes kepada pihak-pihak yang terkait dengan pertandingan ini, kami telah menegaskan sebelumnya pertandingan ini seharusnya dapat dilaksanakan di Bandung, kandang Persib.
Kami menganggap rasa kekhawatiran yang terjadi selami ini terhadap kondisi keamanan di Bandung terlalu berlebihan, karena sesungguhnya sepakbola merupakan alat pemersatu, bukan alat untuk memecah-belah.
Kami Viking Persib Club sangat menyayangkan dalam penyusunan jadwal pertandingan Liga 1 2019 ini, karena tidak melihat kepentingan, dan agenda Negara.
Dalam hal ini, agenda pemilihan Kepada Desa yang menjadi latar belakang atau alasan tidak dapat digelarnya pertandingan Persib menjamu Persija di Bandung.
Oleh karena itu, ke depannya kami juga sangat berharap kepada pihak-pihak terkait untuk lebih berkomitmen, menjaga keberlangsungan pertandingan sepakbola, khususnya di Bandung, sehingga kejadian seperti ini tidak terulang kembali, di kemudian hari.
#BandungDaruratSepakbola
#JanganRampasHiburanKami
Sikap yang sama ditunjukan salah satu distrik Viking yakni Frontline. Mereka mengaku kecewa dengan keputusan manajemen dan pihak kepolisian.
"Sebagai bentuk kekecewaan kami terhadap manajemen, panpel & pihak kepolisian. maka, kami frontline boys club tidak akan mengadakan tour ke Bali untuk menyaksikan pertandingan @persib vs persija. TERSERAH!," tulis Frontline melalui akun twitternya.
— viking frontline (@v_frontline_pc) October 26, 2019
Post a Comment
Post a Comment