Dengan aplikasi Akod, ojek di Kota Bandung akan mampu bersaing dengan pengojek aplikasi yang lebih dulu hadir, seperti Go-Jek dan Bluejek.
"Akod untuk meningkatkan ekonomi tukang ojek pangkalan. Yang membuat aplikasi pihak ketiga dan segera disosialisasikan," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil Sabtu (27/2/2016).
"Akod untuk meningkatkan ekonomi tukang ojek pangkalan. Yang membuat aplikasi pihak ketiga dan segera disosialisasikan," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil Sabtu (27/2/2016).
Menurut pria yang akrab disapa Kang Emil ini, Akoad akan diluncurkan pertengahan Maret 2016. Sebelumnya, para koordinator pangkalan ojek dihadirkan di Pendopo.
"Pemesan ojek pangkalan koneksinya tidak langsung ke tukang ojek tapi ke koordinator," jelas Kang Emil.
Akod diharapkan membantu perbaikan ekonomi pengojek pangkalan. "Ini solusi yang saling menguntungkan dan untuk tarif disesuaikan dengan jarak," ujar Emil seperti dikutip Tribun Jabar.
Pengojek pangkalan yang tergabung dalam Akod harus memiliki ID khusus agar penumpang mudah mengenalinya, sekaligus mengantisipasi hal tidak inginkan. Jika ada kasus, maka akan mudah dicari dan dilacak pelakunya.
"Bukan hanya tukang ojek, sopir taksi, sopir angkot dan semua sopir moda transportasi di Kota Bandung harus pakai ID," jelas Emil.
"Bukan hanya tukang ojek, sopir taksi, sopir angkot dan semua sopir moda transportasi di Kota Bandung harus pakai ID," jelas Emil.
Akod mulai dikenalkan dan diuji coba pada pertengahan Desember 2015 dan akan disebar ke 100 pangkalan ojek di Kota Bandung.*
Post a Comment
Post a Comment