BandungAktual.com -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil akan kembali menjadi arsitek jika gagal di Pilgub Jabar 2018.
Sejauh ini, Emil --sapaan akrabnya-- baru diusung Partai NasDem pimpinan Surya Paloh. Jika NasDem gagal mendapatkan partai koalisi, maka NasDem tidak akan bisa mengusung Emil sendirian.
Sejauh ini, Emil --sapaan akrabnya-- baru diusung Partai NasDem pimpinan Surya Paloh. Jika NasDem gagal mendapatkan partai koalisi, maka NasDem tidak akan bisa mengusung Emil sendirian.
Emil mengungkapkan, posisi dirinya tidak maju dalam Pilgub Jabar 2018 masih ada. Sebab, sesuai dengan peraturan dari KPU, jika syarat calon yang diusung parpol tidak mencukupi, maka otomatis tidak bisa mengusung calon.
"Jadi saya mentalnya gubernur dan kembali jadi warga. Kalau Bandung (kembali jadi wali kota) sudah tutup. Jangan kaget kalau Saya enggak jadi maju (Pilgub). Kalau enggak jadi maju, saya pensiun saja, jadi arsitek," ungkapnya dikutip merdeka.com, Sabtu (10/6/2017).
Dari sejumlah bakal Calon Gubernur Jabar 2018, Emil bersaing ketat dengan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.
"Jadi saya mentalnya gubernur dan kembali jadi warga. Kalau Bandung (kembali jadi wali kota) sudah tutup. Jangan kaget kalau Saya enggak jadi maju (Pilgub). Kalau enggak jadi maju, saya pensiun saja, jadi arsitek," ungkapnya dikutip merdeka.com, Sabtu (10/6/2017).
Dari sejumlah bakal Calon Gubernur Jabar 2018, Emil bersaing ketat dengan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.
Dalam survei tentang kandidat potensial di Pilkada Jawa Barat 2018 yang dirilis Lembaga Survei Poltracking Indonesia, Emil bahkan unggul.
Hasil survei, Ridwan Kamil memiliki potensial tertinggi dipilih warga sebagai Gubernur Jawa Barat dengan angka 53,75 persen.
Emil ini mengaku bersyukur jika dalam beberapa hasil survei menempatkan dirinya dalam posisi teratas. Namun demikian, dirinya tidak mau takabur dengan hasil survei tersebut.
"Saya bersyukur dan tidak mau takabur. Definisi tidak mau takabur itu, tidak mau mengandalkan survei-survei hanya satu patokan. Ada cerita survei awal tinggi akhirnya rendah, ada juga cerita survei awalnya rendah akhirnya tinggi," ujar Emil.
Emil mengaku, meski dalam survei tingkat elektabilitasnya selalu tinggi, dirinya akan tetap memperbaiki sejumlah kelemahan. Diakuinya salah satu kelemahannya yakni kurang begitu dikenal di desa.
"Apa itu kelemahan Saya? Kelemahan Saya kuat di kota lemah di desa. Maka komunikasi akan diperbanyak di desa," katanya.
Selain itu, lanjut Emil, dirinya juga mulai menggencarkan safari ke daerah-daerah untuk menemui para tokoh di Jawa Barat. Cara itu dinilai efektif untuk menaikkan elektabilitasnya
"Saya melakukan sosialisasi jauh-jauh hari seperti ini kepada tokoh tokoh masyarakat, opinion maker istilahnya, itu saja," ungkap Emil.
Emil menduga, salah satu faktor yang membuat elektabilitas tinggi yakni karena kinerjanya membangun Kota Bandung diapresiasi oleh warga Jawa Barat.
Emil ini mengaku bersyukur jika dalam beberapa hasil survei menempatkan dirinya dalam posisi teratas. Namun demikian, dirinya tidak mau takabur dengan hasil survei tersebut.
"Saya bersyukur dan tidak mau takabur. Definisi tidak mau takabur itu, tidak mau mengandalkan survei-survei hanya satu patokan. Ada cerita survei awal tinggi akhirnya rendah, ada juga cerita survei awalnya rendah akhirnya tinggi," ujar Emil.
Emil mengaku, meski dalam survei tingkat elektabilitasnya selalu tinggi, dirinya akan tetap memperbaiki sejumlah kelemahan. Diakuinya salah satu kelemahannya yakni kurang begitu dikenal di desa.
"Apa itu kelemahan Saya? Kelemahan Saya kuat di kota lemah di desa. Maka komunikasi akan diperbanyak di desa," katanya.
Selain itu, lanjut Emil, dirinya juga mulai menggencarkan safari ke daerah-daerah untuk menemui para tokoh di Jawa Barat. Cara itu dinilai efektif untuk menaikkan elektabilitasnya
"Saya melakukan sosialisasi jauh-jauh hari seperti ini kepada tokoh tokoh masyarakat, opinion maker istilahnya, itu saja," ungkap Emil.
Emil menduga, salah satu faktor yang membuat elektabilitas tinggi yakni karena kinerjanya membangun Kota Bandung diapresiasi oleh warga Jawa Barat.
"Saya menduga kinerja di Bandung diapresiasi oleh masyarakat Jabar. Berati kuncinya Saya kerja saja sebanyak-banyaknya untuk Bandung nanti diapresiasi oleh masyarakat Jabar," ujarnya.
Namun demikian, pendukung Emil juga berkurang karena ia diusung Partai NasDem yang dinilai sebagian pemilih Muslim sebagai partai pendukung penista agama (Ahok).*
Terkadang politik di Indonesia sulit ditebak, tugas berat Kang Emil skr adalah bagaimana meyakinkan partai2 politik utk bisa mendukungnya sebagai bakal cagub kecuali siap 1000% dari jalur independent.
ReplyDelete