Penahanan mantan Sekretaris Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung itu dilakukan setelah ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana korupsi dana pembangunan Stadion GBLA dua tahun silam (25/3/2015). Yayat dinilai telah merugikan keuangan negara lebih dari Rp103 miliar.
Yayat adalah pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) tahun 2009-2010 dan kuasa pengguna anggaran (KPA) tahun 2011-2013 dalam proyek pembangunan Stadion GBLA yang dibangun pada 2009 dan dibuka pada 2013.
"Terhadap tersangka Saudara YAT telah dilakukan penahanan sejak 6 Juni 2017 di Rutan Bareskrim Polri di Polda Metro Jaya," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul, Selasa (6/6/2017).
Martinus menjelaskan, modus yang dilakukan Yayat adalah melanggar aturan tentang proses lelang, mengubah spesifikasi dalam proses konstruksi, dan mengubah beberapa kontrak kerja dari yang telah disepakati sebelumnya. Besaran kontrak pembangunan stadion itu Rp545 miliar.
"Tersangka selaku PPTK dan KPA dalam proses lelang telah melanggar aturan terkait lelang. Dalam pelaksanaan, konstruksi tidak sesuai spesifikasi. Lalu melakukan beberapa perubahan kontrak hingga tidak sesuai ketentuan," terang Martinus.
Martinus kemudian menjelaskan alasan kasus ini terkatung-katung lebih dari 2 tahun di Bareskrim Polri. Penyebabnya, penyidik menunggu hasil audit perhitungan kerugian negara (PKN), memeriksa banyak saksi, dan mengevaluasi sisi konstruksi bangunan stadion.
"Lamanya hasil audit PKN, karena tingkat kerumitan konstruksi stadion yang memerlukan banyak ahli teknis konstruksi dan banyaknya saksi yang diperiksa," jelas Martinus.
Akibat dana pembangunan dikorupsi, bangunan Stadion GBLA sempat retak-rekat dan amblas sehingga tidak bisa digunakan karena berisiko ambruk. (Dtc).*
Post a Comment
Post a Comment