Baru Diusung NasDem, Ridwan Kamil Terancam Gagal Ikut Pilgub Jabar 2018

Post a Comment
Baru Diusung NasDem, Ridwan Kamil Terancam Gagal Ikut Pilgub 2018
NasDem hanya punya lima kursi. Partai Besar Indikasikan Koalisi Usung Calon Sendiri.

BandungAktual.com --  PDIP berkoalisi dengan Golkar di Pilgub Jabar 2018 untuk mengusung Dedi Mulyadi. PDIP menyiapkan tiga nama calon Wakil Gubenur.

Di sisi lain, modal dukungan dari Partai Nasdem belum cukup bagi Ridwan Kamil maju Pilgub. 

Berdasarkan aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), di Jawa Barat syarat calon yang diusung parpol harus memiliki 20 persen jumlah perolehan kursi di DPRD Jabar atau 25 persen perolehan suara parpol atau gabungan parpol.

Data dari hasil Pemilu Legislatif 2014 di Jabar, menyebutkan, perolehan jumlah kursi Partai NasDem yakni 5 kursi.

Kursi Partai di DPRD Jabar
Hal ini membuat Partai NasDem mau tak mau harus berkoalisi dengan partai lain jika ingin mengusung calonnya.

Namun, peluang mendapat dukungan partai besar sangat kecil.

Lima partai besar di Jabar (PDIP, Golkar, PKS, Demokrat, dan Gerinda) sudah mengisyaratkan membangun koalisi dan mengusung sendiri Cagub-Cawagub di Pilgub Jabar 2018.

PDIP dan Golkar sudah menjalin koalisi untuk mengusun nama lain (Dedi). Demikian juga PKS dan Gerindra (kemungkinan Dedi Mizwar).

Peluang NasDem dan Emil kini meraih dukungan PAN (4), PPP, (9) Hanura (3), PKB (7), dan Demokrat (12).

Kalaupun berhasil mendapat dukungan partai lain dan jadi maju di Pilgub Jabar 2018, Emil berpeluang senasib dengan Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Pasalnya, NasDem yang menjadi pengusung terdepan Emil dikenal kaum Muslim Jabar sebagai partai pendukung penista agama.


Komunikasi politik yang intens dilakukan Emil dengan PPP belum menjadi jaminan bisa memuluskan langkah Emil ke Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018.

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP, Achmad Baidowi, jika ingin tetap maju, Emil yang didukung Partai Nasdem ini harus menunggu perkembangan politik, selain harus mencari dukungan dari partai politik (Parpol) lain guna memenuhui 20 kursi sebagai syarat untuk maju di Pilgub.

Achmad mengakui, komunikasi Emil dengan DPP PPP merupakan yang paling intens dibandingkan dengan kandidat lain. Bahkan, Emil untuk mendapat dukungan dari PPP cukup besar. Namun, DPP PPP belum bisa memutuskan apakah memberikan dukungan kepada Emik untuk maju di Pilgub Jabar atau tidak.

"Kalau melihat peluang yang ada, memang Ridwan Kamil sangat intens. Tapi, PPP tidak hanya melihat peluang. Dibutuhkan, banyak pertimbangan politik dan juga koalisi dengan Parpol lain," ujar Baidowi dikutip Republika Online, Rabu (9/8/2017).

Menurutnya, bisa saja PPP juga menciptakan poros yang baru bersama PKB, PAN, dan Demokrat. "Emil sudah diusung Nasdem, tapi tetap saja harus berkoalisi," katanya.

Saat Ridwan Kamil yang menerima deklarasi dukungan Partai Nasdem, banyak pihak menilai langkah itu berpotensi blunder bagi karier politiknya.

Deklarasi yang terlalu dini tersebut menyiratkan ambisi politik Ridwan Kamil yang menggebu sehingga konsentrasinya dalam memimpin Kota Bandung terganggu.

Emil juga berpotensi tersandera kepentingan politik Partai Nasdem. Salah satu butir kesepakatan Emil-NasDem adalah mendukung Jokowi di Pilpres 2019. NasDem Jadikan Ridwan Kamil Modal Pilpres Jokowi Tahun 2019. (Kompas/Republika/Merdeka).*

Related Posts

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *